Rabu, 03 Februari 2010

Korban Longdistance

Sebaiknya sekarang kita berteman dahulu, kita pikirkan baik-baik hubungan kita ini, aku harap kamu bisa menyakinkan hatiku selama kita berteman
Aku menatap kosong kearah daun-daun yang bergeliat kecil oleh tetesan air hujan, pikiranku masih kacau, pesan singkat tadi belum juga bisa aku lupakan, walaupun sudah berusaha kuat untuk melupakannya tapi sia-sia saja, kata-kata itu kini melayang berputar di pikiranku. Hujan yang turun semakin deras membuat lamunanku kembali pada masa-masa indah. Banyak pertanyaan dalam diriku yang belum ada jawabannya, “Kenapa ini terjadi padaku?, Salah apa aku?”.
Dering ponsel membuyarkan lamunan ku, dengan sedikit bermalas-malasan aku mengambil ponsel yang tergeletak di atas kasur, sebuah pesan singkat dari putri “Maaf, bukan maksud aku berbuat seperti itu, tapi aku ragu dengan hubungan kita ini, aku disni dan kamu disana. Sekali lagi maaf”. Setelah membaca pesan singkat itu, aku melemparkan ponsel keatas kasur. Ingin aku membalas pesan singkat itu namun bingung harus bicara apa. Akhirnya aku memutuskan untuk bebaring dikasur, mencoba memejamkan mata untuk melupakan kejadian itu, pikiranku kini memutar kembali kejadian tadi malam, namun rasa kantuk mengalahkan bayangan itu.
“Ren..Ren…Renoooo……!!!!!! bangunnnn….!!!!” Teriakan Uje membangunkanku, “Ngampus gag lu?, molor mulu udah kaya kebo aja lu, cepet mandi sono. Gue tunggu lu disini GPL, lima menit enggak …” Aku bangun dan pergi meninggalkan uje tanpa memperdulikannya yang terus nyerocos, memang itu sudah menjadi sifat Uje, bawel, reseh, yang mememang terkenal biang rusuh di kampus. “Ren…., gue numpang OL bentar ya, update status aja” teriak Uje dari dalam kamar, mungkin uje melihat laptop ku masih menyala, “Iya…!!! Tapi jangan aneh-aneh lu” jawabku, “logout dulu yang punya gue, kalo ada email yang masuk jangan lu buka…!!!”. Enggak lebih dari lima belas menit aku sudah siap untuk berangkat kekampus.
Sepanjang jalan uje nyerocos terus, ada-ada yang di komentarinnya tapi aku hanya diam saja, “Lu kenapa Ren?” tanya uje, yang mungkin sedikit merasa aneh karena sepanjang jalan aku hanya diam saja, sibuk sendiri dengan pikiranku, “ribut lagi sama putri? Gag biasanya lu diem kaya gini, biasanya lu komen terus klo liat yang aneh-aneh, nenek-nenek aja lu komentarin, ini kok lu diem aja dari tadi”, kata-kata uje seketika membuyarkan lamunanku “Hallahh, sotoy lu, gue lagi gak mood aja komen” kataku mencoba untuk ngeles “ah…, yang bener? Yakin lu enggak apa-apa?” pancing uje, “iaa, enggak apa-apa, bawel banget lu, udah gak usah berisik lagi. Agak ligat, ini udah jam 10 telat 5 menit bisa di usir kita” jawabku mencoba mengalihkan pembicaraan. “Ia, tu dosen galak banget, Cuma telat 5 menit 5 detik aja diusir…” uje pun kembali nyerocos kembali membicara dosen, aku hanya meng-iya-kan saja, dengan sedikit senyum karena uje sudah tidak membicarakan lagi tentang putri. Selama jam pelajaran aku hanya diam aja menatap kedepan tanpa memperdulikan dosen yang sedang menjelaskan tentang TCP/IP, ragaku ada di dalam kelas ,tapi pikiran ku melayang entah kemana. “…Tugas dikirim via email, paling lambat email anda saya terima besok jam 7 malam”, hanya kata-kata itu yang aku dengar selama dosen berada diruangan. “Gila tu dosen, gag mikir apa? Ngasih tugas kok deadlinenya cepet banget, emang Cuma dia aja apa yang ngasih tugas” keluh uje padaku “udah namanya juga dosen, mau-mau dia lah ngasih deadline tugas” jawabku asal saja, “Iya, tapi masa Cuma sehari, padahalkan besok enggak ada mata kuliah itu…” uje masih terus mengeluh, cepat-cepat aku potong ocehannya itu “café yuk, laper nih gue”.
Dicafe uje menatapku dengan penuh curiga, “kenapa lu? Ngeliatin gue sampe begitu banget” tanyaku risih “tadi lu bilang laper, tapi kok lu Cuma mesen minum aja” tatap uje curiga, “enggak apa-apa, uda gag selera makan lagi gue, liat lu mesennya banyak banget, lu laper, doyan apa rakus lu” jawabku mencoba ngalihkan pembicaraan lagi. Sebenarnya aku sudah tidak heran melihat uje memesan makanan yang melebihi porsi makan orang biasa, “hehehehe…, tadi gue belum sempet sarapan dirumah” uje menjawab sambil tersenyum, lalu mulai menyantap makanan yang ada di depannya, aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, lalu mencicipi coffe late yang aku pesan tadi kemudian membuka tas ranselku dan mengeluarkan laptop. Dikampusku memang disediakan fasilitas Hotspot khusus untuk mahasiswa yang menempuh studi disana, maksudnya sih untuk mecari artikel atau literatur yang behubungan dengan mata kuliah, tapi pada kenyataan digunakan mahasiswa untuk chat, download, dan membuka situs jejaring sosial, seperti yang akan saya lakukan ini, menyalakan laptop kemudian memasukkan kode gateway kampus lalu mulai mengetikkan URL http://www.facebook.com. Dihomepage terlihat 2 pesan masuk dan 5 pemberitahuan terbaru, aku mulai mengecek isi pesan masuk itu, yang ternyata hanya sebuah pesan dari temanku yang menanyakan tugas dan pesan dari online shop yang menawarkan produknya kemudian aku mulai mengkilk gambar merah yang ada di pojok kanan layar laptopku, ternyata hanya berisi pemberitahuan pemberian gift dari game online yang ada di situs ini, sedikit kecewa karena belum ada hal yang menarik, namun tidak sengaja mataku melihat status dita temannya putri yang mengatakan bahwa dia dan putri sedang ada di senayan, lalu dengan iseng akupun menulis sebuah komentar di status dita “Jagain pacar gue ya dita, jangan sampe kenapa-kenapa”. Tak lama setelah aku mengirim komentar itu muncul sebuah pemberitahuan baru bahwa ada seseorang yang ikut mengomentari status dita aku tidak kenal dengan nick orang itu, tapi karena penasaran akupun melihat apa isi komentar orang itu. Bagai tersabar petir aku terdiam lemas membaca isi komentar dari orang itu “Loe lagi sama putrikan? Kok orang itu bilang pacarnya”. Lama aku mencoba mencerna komentar dari orang itu, tak lama kemudian terdengar bunyi plop dari laptopku, ternyata sebuah pesan chat dari putri.
Putri >> lagi apa kamu?
Reno >> lagi minum, dicafe kampus
Putri >> owgh…. aku lagi dengan dita di senayan nih
Reno >> iya aku tau, tadi aku baca statusnya dita, Oia itu ada yang nanyain kamu di statusnya dita
Putri >> siapa?
Reno >> kamu liat aja sendiri
Putri >> ya udah biarin aja kalo gtu
Reno >> siapa itu put?
Putri >> bukan siapa-siapa Cuma temen aja
Reno >> temen apa temen???
Putri >> cuma temen kok… Ya udah aku off dulu ya, bye…
Aku masih hanya bisa terpaku diam saja, perasaan curiga kini melanda diri ku, pasti ada hubungannya semua ini dengan isi pesan singkat yang semalam putri kirimkan padaku. Aku mulai ingin mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, aku mulai membuka homepage putri tapi aku tidak melihat keanehan disana karena sudah seminggu ini putri memang sudah tidak pernah lagi mengupdate statusnya dan mengurusi homepage di facebook, karena memang aku tahu password facebook putri, aku masuk melalui akun putri 56 pesan masuk, 17 permintaan teman, 14 peberitahuan baru, 20 permintaan lain dan sebuah colekan dari miftis. Apa colekan dari Miftis… aku sepertinya pernah dengar nick miftis tapi dimana aku lupa, kemudian aku kembali melihat status dita dan ternyata benar miftis adalah nama orang yang berkomentar distatus dita setelah komentar aku, aku lebih kaget lagi melihat sebuah wall dari miftis di facebook dita “Temen lo pendusta hati”, apa pendusta hati? Apa maksud dari semua ini, kenapa bilang putri pendusta hati?, aku menscroll lagi wall dita dan aku melihat sebuah wall dari mitfis lagi “Iaudah x dit kalo lo jga gag suka ma sifat gw ma dia. Iaudah biar gw aja yang ngala. Thnx bilangnya ma temen lo”, apa maksud dari semua ini, walaupun sebenarnya aku mengerti tapi aku berusaha menolak kenyataan ini, kembali aku melihat wall dari mitfis “lo juga jangan ngajarin doi buat selingkuh donk! Parah lo.. dagger gw luw! Heuh tikung menikung!”. Kini semuanya menjadi jelas, kecewa, sedih, bingung, aku hanya bisa diam saja menatap layar laptop ku, sampai uje menyadarkan ku dengan ocehannya yang khas, “woyyyyyyy….!!!! Bengong aja lu, ni minuman gag lu minum? Baud gue aja klo lu gak mau minum”. Aku hanya bisa menggangguk lemas, aku masih enggak percaya dengan semua kejadian ini. “bener nih lu gag mau minum, ya udah sini gue yang abisin trus pulang, tadi gue dikasih tau alim kalo dosen mata kuliah yang kedua enggak masuk cuma ngasih tugas aja”. Aku hanya tersenyum sekedarnya saja, hanya gara-gara masalah ini aku lupa dengan keadaan yang ada disekitarku, bahkan aku sempat lupa sejenak dengan keberadaan uje dan sama sekali tidak tahu kedatangan alim.
Selama perjalanan pulang bahkan sampai di rumah aku hanya bisa terdiam aja, aku ingin mendapatkan penjelasan dari putri, apa maksud dari semua ini, tapi aku ragu, aku bingung harus berbuat apa? Walaupun aku kecewa tapi sebenernya aku masih sayang dengan dia. Sampai saat ini aku masih bingung harus bagaimana, biarlah waktu yang akan menghapus semua cerita ini, cinta tak harus memiliki hanya satu harapanku untuknya, cukup hanya aku yang menjadi korban, jangan lagi ada orang lain yang bernasib sama seperti aku, “Cinta itu seperti mawar yang merekah sempurna di taman, meminta untuk dipetik tetapi selalu siap melukai siapa saja
Longdistance relationship sama saja pacaran dengan ponsel, komputer atau laptop, yang selalu saja diakhiri dengan perselingkuhan.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Automotive | Bloggerized by Free Blogger Templates | Hot Deal